"Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan, Maka hanya ada satu kata: lawan !" Wiji Thukul
Belum lama santer terdengar kasus mengenai pembantaian orang utan di kalimantan tengah hingga menjadi isu indonesia, bahkan sampai menjadi isu dunia dan di beritakan di media internasional. Pembantaian terjadi lantaran orang utan dianggap hama bagi perkebunan bahan baku kertas dan sawit. Hampir 750 orang utan di bantai dalam jangka waktu lama, padahal hutan rimba yang ada di Kalimantan menampung hampir 90% spesies Orang utan di Dunia.
kemudian, kabar buruk menimpa Indonesia lagi. Berbeda daerah tetapi masih Indonesia juga. kali ini daerah Lampung yang terkena imbas dari para pemilik usaha kelapa sawit. Mesuji gilirannya. Sekitar 32 orang menjadi korban pembunuhan akibat keinginan pengusaha kelapa sawit yang serakah. lagi-lagi karena usaha kelapa sawit. Bukan lagi Orang utan, tapi Orang. Manusia...? ya manusia. Bahkan dalam salah satu rekaman video terlihat ada 2 petani yang digorok lehernya bagaikan kurban kambing. hei...mereka manusia. Apa motivasinya membunuh manusia dengan begitu kejamnya ? mereka berhak hidup dan mempertahankan diri !!!
Sebelum kasus Mesuji terdengar, sodara seperjuangan kami mungkin sudah jenuh hidup di Indonesia ini. Beliau membakar diri di depan gedung yang katanya istimewa bagi sekalangan orang. ya....sebut saja Istana Merdeka karena namanya demikian terkenalnya. mengapa membakar diri ? mungkin sudah jenuh hidup di Indonesia atau sudah jenuh dengan tingkah laku para petingginya. lalu bagaimana tanggapan orang-orang disana ? ya silahkan anda menilai sendiri.
lalu bagaimana dengan tindakan kita, ketika sebuah Hak telah di rampas dan di buang. ketika orang utan tidak lagi di lestarikan malah di matikan. ketika manusia sudah disamakan layaknya kambing idul kurban. ketika sondang telah muak dengan semua kebusukan pemerintah yang asyik berdendang. ketika raga dibakar tapi di anggap bagai kentut yang baunya menyebar. ketika kuasa pengusaha sawit bagai lakon carok celurit. ketika penyakit tuli dan buta sudah merambah sebagian pejabat di Negeri yang bermuka bata.....Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan Dituduh subversif dan mengganggu keamanan, Maka hanya ada satu kata: lawan !!!
yusuf yang sedang membara
mohon maaf jika tulisan membuat muak di dada
saya hanya berlaga bak aktifis muda
dan mencari Ridho Allah semata
kritik dan saran saya terima...
tolong jangan terlalu tega mencaci saya.
mantap
BalasHapus