Selasa, 20 Maret 2012

Lunturnya Sikap Menghargai Pluralitas Di Indonesia


Sejarah bangsa Indonesia lahir dari sebuah keberagaman etnik, budaya dan agama. Jelas sudah bahwa ternyata Indonesia memiliki sekitar 500 suku bangsa dan 250 bahasa. Namun, mengapa sampai saat ini masih banyak konflik terjadi hanya karena keberagaman yang memaksa untuk disatukan ?, kita mungkin dapat sedikit menoleh jauh kebelakangan dimana bangsa kita lahir dari sebuah keberagaman yang pada akhirnya dapat menciptakan suatu persatuan. Tetapi mengapa sikap itu tidak bisa dipertahankan hingga saat ini ?.
            Salah satu faktor keberhasilan pluralitas saat itu karena, bangsa Indonesia tidak mementingkan etnik, suku, agama dan budaya masing-masing. Mereka hanya terfokus pada suatu tatanan Negara yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya penjajahan bangsa lain. Mereka tidak mementingkan dari mana asal teman seperjuangannya, apa agamanya, apa rasnya dll, mereka hanya ingin bangsa Indonesia bersatu untuk melawan penjajah dan mewujudkan suatu Negara tanpa penindasan bangsa lain. Disamping itu bangsa Indonesia dahulu sangat menjunjung tinggi terhadaap hak-hak individu dari masing-masing pejuang, dimana kala itu mereka sama-sama berjuang atas nama bangsa Indonesia bukan atas nama suku, etnik atau agama mereka. Sikap ini yang seharusnya dipertahankan oleh masing-masing rakyat Indonesia.
            Pluralitas adalah suatu keniscayaan dalam bangsa Indonesia dan seiring berjalan akan terus terjadi sedikit gesekan-gesekan/konflik sosial. Akan tetapi, hal itu dapat teratasi jika masing –masing individu saling menghargai akan hak-hak yang seharusnya dimiliki. Ketika suatu konflik terjadi di tengah masyarakat yang beragam, maka ada indikasi bahwa ada kesalahan dalam kebebasan hak-hak individu rakyat yang seharusnya diterima. Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, setiap individu harus menyadari bahwa kedudukan seorang manusia pada hakikatnya adalah mahkluk sosial. Makhluk sosial yang dimaksud adalah makhluk yang dimana dia berada pasti berhubungan dengan orang lain, dan ketika setiap individu berhubungan dengan individu lainnya maka disitu harus ada sikap saling menghargai atas hak-hak yang dimiliki oleh masing-masing individu. Jika sikap itu bisa dimunculkan oleh masing-masing individu, maka minimal akan mengurangi geseka-gesekan/konflik yang terjadi.
            Jika melihat keadaan di Indonesia, belakangan banyak sekali konflik-konflik yang terjadi antar suku karena kurangnya sikap toleransi terhadap realitas keberagaman. Hal ini dapat memicu runtuhnya persatuan sebagai bangsa Indonesia. Selain itu, ini akan menjadi masalah yang terus menerus menjadi sebuah fenomena yang wajar nantinya. Ketika sebuah sikap menghargai dirasa terlalu sulit untuk ditimbulkan, maka konflik-konflik antar suku, budaya, agama dll. akan menjadi sebuah tradisi yang wajar. Sedini mungkin, bangsa Indonesia harus menimbulkan sikap saling menghargai dan toleransi di tengah-tengah masyarakat yang plural ini. Jika tidak, maka Negara Indonesia ini akan berkutat pada masalah internal saja. Sedangkan bangsa lain sudah disibukan dengan perkembangan pembangunan Negara, industri, ekonomi dll. Maka, sudah seharusnya kita kembali menumbuhkan sikap menghargai dan toleransi yang dulu pernah ada sewaktu para pahlawan merebut kemerdekaan. Jangan sampai kelompok-kelompok suku, agama, ras dll. berjuang hanya demi kebenaran yang di amini kelompoknya saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar